Selasa, 08 Mei 2012

El Clasico di Pentas "Kasta Kedua" Eropa

BOLA DUNIA TERPERCAYA DAN NOMER SATU
KLIK DISINI !!!


STRIKE BOLA -- Kekecewaan publik Spanyol setidaknya terobati di pentas Liga Europa. Gagal menyaksikan El Clasico di final Liga Champions, dua tim Matador berlaga di partai puncak ajang kasta kedua Eropa ini.

Atletico Madrid dan Athletic Bilbao akan beradu taktik di Arena Nationala Bucharest, Kamis dini hari WIB, 9 Mei 2012. Meski hanya berlabel turnamen kasta kedua, kedua kontestan La Liga itu tentu ingin tidak kehilangan gengsi di kancah Eropa.

Bilbao tentu ingin mengulang sukses layaknya musim 1976-77 silam di mana tim yang bermarkas di San Mames itu menjadi finalis. Sayangnya, mereka hanya bisa menjadi runner-up. Sedangkan Atletico terakhir menggondol mahkota Liga Europa 2010 silam usai menundukkan Fulham.

Ujung tombak Bilbao, Fernando Llorente pun kehabisan kata-kata untuk mengilustrasikan kebahagiaan bisa mengantarkan Bilbao selangkah lebih dekat menjadi yang lebih baik di Liga Europa. Terlebih, gol penentunya di fase semifinal kontra Sporting Lisbon mengunci satu tempat bagi Bilbao di partai final.

"Kami membuat sejarah dan berharap bisa terus melakukannya. Rasanya luar biasa bisa mencapai final, semoga nanti kami bisa menang," kata Llorente.

Sementara itu, Marcelo Bielsa membebankan misi mulia kepada pasukannya di level terakhir Liga Europa musim 2012 ini. "Ini merupakan pertandingan yang membuat para pemain berada dalam tanggung jawab besar karena kami ingin membuat fans senang. Pemain juga takut mengecewakan fans. Maka kami semua lega bisa lolos (ke final)," Bielsa melanjutkan.

Lolos dari lubang jarum usai menyingkirkan sesama raksasa Spanyol, Valencia, entrenador Atletico, Diego Simeone coba bersikap merendah atas peluang timnya bisa unjuk gigi. Dia mewaspadai betul semangat militan yang bakal diperlihatkan armada Marcelo Bielsa.

"Mereka tim dengan banyak intensitas. Gaya sepakbola mereka langsung, cepat dan berani. Mereka tim yang tidak takut bermain sesuai cara mereka sendiri, bahkan ketika pertandingan tandang," kata Simeone seperti dikutip situs resmi UEFA.

Jalan Berliku Menuju Final

Wajar jika kedua kubu diselimuti euforia. Jalan terjal dan berliku harus dilewati Atletico dan Bilbao untuk sampai ke Rumania. Sekelumit kisah perjuangan dua tim tersebut mencapai final bisa dikedepankan untuk menghitung peluang berdiri di podium juara.

Skandal pengaturan skor yang melibatkan Fenerbache yang sejatinya berlaga di Liga Champions membuat Bilbao lolos otomatis dari fase play-off. Uniknya, Los Leones tidak perlu melakoni leg kedua. Posisi Fenerbache sendiri ditempati oleh Trabzonspor.

Memasuki penyisihan grup, Bilbao bergabung di grup F bersama Red Bull Salzburg (Austria), Paris-Saint Germain (Perancis), dan Slovan Bratislava (Slowakia). Tanpa menemui kendala, Bilbao keluar sebagai juara grup mengemas 13 poin.

Di babak 32 besar, Bilbao mulai menemukan rintangan. Betapa tidak, Bilbao harus berjibaku dengan utusan Rusia, Lokomotiv Moskow. Beruntung, mereka unggul produktivitas gol tandang dan lolos ke 16 besar dengan agregat 2-2. Kerikil tajam kembali menghadang Bilbao di putaran ini.

Mereka mendapatkan lawan tidak mudah: Manchester United. Namun, Bilbao bisa melewati dengan baik tantangan tersebut. Bilbao menjadi pelengkap derita MU yang terdepak dari Liga Champions. Tim asal Basque itu menang 3-2 di Old Trafford dan unggul 2-1 di San Mames.

Maju ke babak perempat final, ketangguhan Bilbao kembali teruji. Tapi sekali lagi, Bilbao bisa dengan baik menyudahi perlawanan lawannya, Schalke. Klimaksnya saat Bilbao mengeliminasi tim kuat dari Portugal, Sporting Lisbon dengan agregat 4-3.

Atletico juga menemui hadangan tidak kalah berat. Kendati melangkah mulus dari play-off, Los Rojiblancos harus tergabung di grup sulit bersama Udinese (Italia), Glasgow Celtic (Skotlandia) dan Stade Rennes (Perancis).

Tapi, tantangan tersebut dijawab dengan sempurna oleh Atletico. Tim Ibukota itu tampil sebagai juara grup dengan 13 poin. Melangkah ke 32 besar, Atletico berhasil memaksa Lazio angkat koper dengan agregat 4-1. Di dua fase knock-out selanjutnya, Atletico kian melesat cepat.

Mereka mengandaskan perlawanan Besiktas (agregat 6-1) dan Hamburg (agregat 4-2). Sesuai diprediksi, Atletico harus saling bunuh dengan Valencia. Namun, keberuntungan masih memihak mereka. Atletico mengemas kemenangan 4-2 di Vicente Calderon dan membekap Valencia 1-0 di Mestalla. Satu tiket final jatuh ke tangan Atletico.

Peta Kekuatan Memihak Atletico

Mencermati rapor pertemuan sejak 2010 silam di pentas domestik La Liga, peta kedua kubu boleh dibilang memihak Atletico. Rival sekota Real Madrid itu berhasil meraih kemenangan tiga kali dalam lima pertemuan terakhir sejak 2010 silam.

Bilbao sempat menekuk Atletico 3-0 di San Mames pada 28 Oktober 2011. Namun di duel kedua, giliran Atletico menumbangkan Bilbao dengan skor tipis 2-1 di laga kandang

Sayangnya, grafik pertemuan kedua kubu tidak diikuti posisi di klasemen La Liga. Musim depan, Atletico berpeluang besar kembali mendapat jatah ambil bagian di Liga Europa. Tim berkostum putih strip merah itu kini menghuni peringkat lima mengemas 53 poin. Jauh dibandingkan Bilbao yang tertambat di posisi 10 dengan 49 poin.

Menilik segi pasukan, Atletico memiliki senjata andalan, Radamel Falcao. Ketajaman Falcao di mulut gawang tidak perlu diragukan. Musim ini, Falcao berada di urutan ketiga pencetak gol terbanyak La Liga. Dia membungkus 23 gol, meninggalkan perolehan gol ujung tombak Bilbao, Fernando Llorente yang baru mencetak 16 gol sepanjang musim ini.

Menatap duel krusial ini, Diego Simeone mengaku tahu cara meredam perlawanan Bilbao. Berbekal pengetahuan cara bermain Bilbao di pentas La Liga, Simeone yakin permainan kompak dan cepat disertai fokus menjadi kunci sukses bagi timnya merebut kemenangan

"Untuk menghadapi klub Spanyol, setelah bertanding di liga, artinya Anda sudah mengenal satu sama lain dengan sangat baik pada berbagai tingkatan," ucap Simeone.

Mantan pemain Atletico, Diego Forlan yang menjadi pahlawan Atletico di final 2010 silam berharap banyak mantan timnya itu keluar sebagai pemenang melihat sepak terjangnya.

"Saya akan mendukung penuh Atletico, saya fans mereka sekarang. Saya berharap Atletico bisa kembali mencatat sejarah. Saya ingat final dua tahun lalu. Itu merupakan sesuatu yang luar biasa dan tak terlupakan," ujar pemain internasional Uruguay ini.

Di lain pihak, Marcelo Bielsa percaya betul akan kemampuan pasukan mudanya untuk menuntaskan ambisi menjadi yang terbaik di Liga Europa. "Kami memiliki pemain muda yang bermain di Liga Spanyol. Tapi dengan materi yang saya miliki, saya tidak mencemaskan persiapan mental mereka dan ini bukan masalah bagi tim ini," tegas Bielsa dikutip dari Marca.

Fakta Menarik

Kurang lengkap rasanya tidak menyertakan fakta menarik pertemuan antara Atletico vs Bilbao jelang bentrok di final pada tengah pekan ini. Berikut beberapa fakta menarik antar kedua kubu tersebut seperti dilansir dari situs resmi UEFA.

Ini menjadi pertemuan pertama kedua kubu di ajang Liga Europa, sekaligus menjadikan All-Spanish Final ke-2 di pentas Europa League. Terakhir kali All-Spanish Final terjadi pada 2006-07 saat Sevilla dan Espanyol bersua di final.

Atletico dan Bilbao dua kali menembus partai final. Dalam partai final sebelumnya, Atletico sukses keluar sebagai juara sedangkan Bilbao harus puas sebagai runner-up. Bilbao terlebih dahulu melaju ke partai final pada musim 1976-77.

Saat itu turnamen ini masih menggunakan nama Piala UEFA dan menggunakan sistem dua leg di partai final. Sayangnya, Los Leones harus mengakui keunggulan Juventus dengan agregat 2-2, kalah agresivitas gol tandang.

Atletico melaju ke partai final pada musim 2009-10. Berbeda halnya dengan Bilbao yang harus puas sebagai runner-up, Atletico keluar sebagai juara. Lewat perpanjangan waktu, Los Rojiblancos unggul 2-1 atas Fulham lewat dua gol Diego Forlan.

Pertanyaan besarnya, siapakah yang akan menuliskan catatan gemilang di Rumania untuk menambah koleksi trofi Liga Europa? Dan layak dinanti siapa yang mampu menjaga hagemoni klub Spanyol di pentas Eropa. (one)